Mengenal Sosok Ustadz Rahmad Fauzi Lubis, Ustadz Seribu YouTube Idola Jamaah di Tanah Melayu

    Mengenal Sosok Ustadz Rahmad Fauzi Lubis, Ustadz Seribu YouTube Idola Jamaah di Tanah Melayu

    PEKANBARU-Ustadz Fauzi Lubis dikenal dengan Ustadz Seribu Youtube. Karena lebih dari 1.500 videonya beredar di YouTube.

    Ustadz Fauzi Lubis adalah santri kesayangan ulama karismatik, Buya Hasan Tanjung Lc, (Ustadz Bangkok) alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir yang kini sangat populer dan viral di YouTube.

    Lalu siapa sebenarnya sosok Ustadz Fauzi Lubis da'i muda milenial moderat kocak yang kini menjadi primadona di YouTube itu? 

    Ustadz Rahmad Fauzi Lubis atau lebih dikenal dengan Ustadz Seribu YouTube adalah salah satu da'i muda Nahdlatul Ulama (NU). Lahir pada 5 Januari 1989 di Desa Manegen, Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara, Kota Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

    Ustadz Rahmad Fauzi Lubis berdomisi di Kota Pekanbaru, ia dikenal sebagai salah satu dosen muda sekaligus da'i milenial yang mampu memberikan warna tersendiri dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat.

    Dilansir dari kanal YouTube Ustadz Seribu Youtube, di video itu disebutkan bahwa pada tahun 2019 ia terpilih sebagai dosen terbaik tingkat nasional dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI).

    Ustadz Fauzi Lubis, M. Pd sendiri aktif bergabung di berbagai organisasi Muballigh, diantaranya:

    - Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) Kota Pekanbaru dengan nomor index 932.

    - Himpunan Mubaligh Tapanuli Riau (HIMTARI)

    - Mubaligh Fawaid - Al-Mukhtaroh

    - Muballigh Bintang Sembilan Al-Amin

    - Muballigh Thoriqoh Al-Hidayah

    - Raisul Mu'allimin Al-Hadi

    - Khadimul Majelis Masho Kangkung.

    Pada sebuah kesempatan, Prof. Khairunnas berkata "Ust Fauzi ini bisa menyampaikan tausyiah dengan humor namun tetap padat dengan materi, " ujarnya.

    Ustadz Fauzi Lubis keturunan Namora Pande Bosi, Profesi ayahnya seorang pandai besi, Saparuddin Lubis dari Desa Manegen, Padang Sidempuan Tenggara, Kota Padang Sidempuan, Sumut, sebuah desa yang terletak di perbatasan antara Padang Sidempuan dan Batang Angkola. 

    Dari silsilah keluarga ayah, buyut hingga generasi keempat merupakan orang-orang yang agamis. 

    Sedangkan silsilah keluarga dari garis ibu, Ustadz Fauzi Lubis merupakan silsilah kelurga Besar Parsalakan, Ibunya berasal dari Desa Rimba Soping, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat Kota Padang Sidempuan.

    Pendidikan: 

    Sejak kecil Ustadz Fauzi Lubis menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al-Quran di bawah asuhan ayahnya sendiri. Dia juga belajar ke rumah guru-guru agama yang lain, yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Karena kegigihan dan keulutannya, ia mengkhatamkan al-Quran dari gurunya tersebut. Memang, dari kecil sudah nampak kecondongannya ke agama dan cinta ilmu agama. 

    Ia melanjutak sekolah formal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 005 Manegen dan SDN 01 Rimba Soping. 

    Menginjak usia remaja , ayahnya memasukkannya ke Pondok Pesantren Al - Anshor, asuhan Buya H. Sahdi Lubis, Lc. yang berada di Desa Manunggang, Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara, Kota Padang Sidempuan.

    Di Al-Anshor inilah Ustadz Fauzi terlihat sangat menonjol dalam ilmu syariat seperti fikih, hadits dan tafsir. 

    Saat mondok ustadz fauzi belajar mendalami dirosah sastra. Tapi Ustadz Fauzi tak lama dipondok ini, karena masih merasa kehausan ilmu Ustadz Fauzi memutuskan untuk hijrah ke Pondok Pesantren Syeikh Mhd. Baqi Babussalam Basilam Baru di bawah pimpinan Ustadz H. Asri Arifin, SH yang guru besarnya ketika itu adalah Buya Ma'badil Juhani atau yang sering sebut Buya Basilam. 

    Dalam berbagai kesempatan, ia sering mendampingi gurunya Ustadz H. Hasan Tanjung, Lc untuk berdakwah di Kecamatan Batang Angkola, Padang Sidempuan dan Madina. Beliau sering mengikutinya mulai dari sekadar berbincang santai, sampai mengawani Ustadz Hasan Tanjung Lc berceramah hingga ke pelosok. Memang ketika tahun 2004 Ustadz Hasan sudah mulai terkenal sebagai ustadz kondang, namun saat itu belum ada yang masuk media. 

    Pada suatu ketika Ustadz Hasan Tanjung Lc menguji Ustadz Fauzi Lubis, ketika protokol sudah memanggil penceramahnya, Ustadz Hasan tanjung lantas menyuruh ustadz Fauzi saja yg berceramah. Tanpa ada membantah Ustadz Fauzi pun berceramah. Ia sangat piawai membius jamaah, layaknya Ustadz Hasan Tanjung Lc, sehingga Ustadz Hasan mengetahui Ustadz Fauzi memiliki bakat dalam berceramah. 

    Selain itu, ia juga kerap dijadikan contoh teladan oleh guru-gurunya. Ustadz Fauzi selalu menyampaikan ceramah hari-hari besar di Pondok baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesian. 

    Setelah jago ceramah, dia diangkat menjadi guru kaligrafi di pondok tersebut. Atas arahan ayahandanya, beliau kembali lagi berhijrah ke Pondok Pesantren Darul Ikhlas Dalan Lidang Panyabungan di Mandailing Natal. 

    Gairah tholabul ilminya semakin meningkat, beliau dikenal sebagai singa podium di pondoknya, karena meraih juara 1 pidato ketika itu. Selain menjadi santri di Pondok Darul Ikhlas, beliau juga aktif belajar dan bermuzakarah di Pondok Pesantren Musthofawiyah Purba Baru. 

    Setelah menyelesaikan pendidikanya di pondok, beliau hijarah lagi menuju Kota Pekanbaru dan kuliah mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Fakultas Tarbiyah, UIN Suska Riau. Saat kuliah iapun tinggal di Masjid.

    Dengan penuh kesabaran dan kerja keras serta memiliki mental baja maka pada 2014 beliau menyelesaikan pendidikan Starata satu (S1) dengan Prestasi Best of The Best sangat mengagumkan.

    Tidak sampai 7 bulan setelah selesai S1 iapum mengambil S2 di Universitas yang sama. 

    "Alhamdulillah harapan manis itupun tercapai pada 2016, saya mendapatkan gelar Magister Pendidikan dengan predikat cumlaude, " ujarnya.

    Saat ini, selain berdakwah Ustadz Fauzi mengajar di kampus UIN Suska Riau tempat ia kuliah dulu dan di IAI Diniyyah Pekanbaru serta kampus-kampus lain yang ada di Provinsi Riau. (***)

    fauzi lubis ustadz rahmad fauzi lubis fauzi lubi ustadz seribu youtube
    Fernando  Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    Gelar Doa Bersama, Kapolda Riau: Puncak...

    Artikel Berikutnya

    UIN Imam Bonjol Padang Peringati Hari Amal...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami